Pagi ini saya melihat berita
tentang demo buruh di Jakarta. Demo lagi? Ya demo lagi. Tuntutannya; kenaikan
Upah Minimum Provinsi dari 2,2 juta menjadi 3,7 juta. Dengan asumsi bahwa demo
buruh itu tidak ditunggangi oleh pihak lain, maka para pendemo itu tentu
pendapatan bulanannya dari bekerja masih dibawah Rp. 3,7 juta. Pertanyaannya
adalah; Jika kelak gajinya sudah mencapai 3,7 juta, apakah para buruh itu akan
berhenti berdemo?
Saya tidak tahu jawaban yang
pasti. Tapi berkaca pada kenyataan hidup, kita tidak akan pernah merasa cukup
dengan apa yang kita dapatkan. Maka bisa diperkirakan bahwa demo itu, akan
terus berlangsung sampai kapanpun. Terlepas dari tuntutan buruh itu diikuti
atau tidak.
Anda, gajinya masih dibawah
3,7 juta? Jika iyya, maka mungkin demo itu tentang nasib Anda juga. Tapi apakah
Anda tertarik untuk ikut berdemo? Boleh kok, kalau Anda mau demo untuk
memperjuangkan nasib. Tapi, jika saya boleh sarankan; belajarlah untuk paham
bahwa mogok kerja dan turun kejalan bukanlah satu-satunya cara berdemo. Ada loh
cara demo yang lebih baik dan lebih efektif untuk membuat perusahaan membayar 3,7
juta bahkan lebih tinggi dari itu. Tanpa mesti berteriak-teriak. Tanpa perlu
turun ke jalan. Anda percaya?
Sebaiknya Anda percaya. Karena
sudah terbukti, banyak sekali kolega Anda yang sekarang sudah dibayar lebih dari
3,7 juta. Mereka, tidak turun kejalan untuk mendapatkan angka itu. Jika mereka
bisa, maka itu artinya Anda juga bisa.
“Lah, itu kan karena mereka
langsung diterima kerja dengan gaji tinggi!” Anda benar jika perpikir begitu.
Faktanya memang ada orang yang bekerja langsung digaji lebih dari 3,7 juta.
Tapi, pendapat Anda itu tidak sepenuhnya benar. Karena faktanya, ada lebih
banyak lagi karyawan yang pada awalnya digaji UMR saja; namun dalam perjalanan
karirnya mereka kemudian mendapatkan bayaran yang jauuuuuuuh lebih tinggi dari
itu.
Saya berani mengatakan hal itu
karena: (1) saya menyaksikan banyak sekali orang yang seperti itu, dan (2) saya
sendiri pun begitu. Pertama kerja dibayar UMR. Sepuluh tahun kemudian,
pendapatan tahunan saya dari pekerjaan itu sudah lebih tinggi berkali-kali lipat.
Tidak pernah mogok kerja. Tidak pernah mengamuk. Tidak pernah menuntut
perusahaan untuk menaikkan gaji. Perusahaanlah yang justru menaikkan gaji itu dengan
kemauan mereka sendiri.
Kok bisa begitu? Bisa. Caranya?
Demo.
Loh, kok demo juga. Iyya,
sama-sama demo. Tapi ini demonya beda. Jika kebanyakan karyawan yang ingin naik
gagi itu demo dijalanan dan meninggalkan pekerjaannya. Maka saya dan
teman-teman lainnya justru berdemo dikantor. Cara demonya juga nggak pake
teriak-teriak. Nggak pake spanduk. Nggak pake ngeblok jalan umum. Dan nggak
pake menyabotasi fasilitas publik.
Saya dan teman-teman, berdemo
dengan alat kerja. Proses kerja dan hasil kerja. Kami menunjukkan kepada
management diperusahaan kami bahwa kami
benar-benar bisa bekerja dengan sangat baik. Bahwa kami mampu memberikan hasil
kerja yang sangat baik. Bahwa kami, bisa menjadi aset yang bernilai tinggi di
perusahaan. Dan semuanya itu, kami tunjukkan dengan cara kerja yang baik, hasil
kerja yang baik, serta sikap dan perilaku kerja yang baik.
Ada banyak keuntungan, jika
Anda berdemo dengan cara kami. Selain tidak kepanasan tidak kehujanan, demo
cara kami juga tidak membuat management antipati pada kami. Anda, kalau demo
dengan cara tradisional – mogok dan teriak-teriak itu – nggak bakal dapat
simpati dari pengambil keputusan. Belum lagi jika muka Anda muncul di tivi.
Atau nama Anda terpampang dikoran-koran. Dijamin deh. Tidak ada perusahaan yang
mau mempekerjakan Anda jika suatu saat Anda melamar pada mereka.
Manfaat lainnya? Melalui demo
cara kami ini, kami mengasah keterampilan kami sampai pada kualifikasi yang
benar-benar sulit untuk disaingi oleh karyawan lainnya. Kami belajar dan terus
melatih diri. Kami tidak henti menajamkan keterampilan kami. Dan kami terus
menunjukkan kemampuan kami. Bersikap proaktif. Bersedia mengambil tanggungjawab
pribadi. Hasilnya? Kami menjadi profesional yang lebih terampil.
Setelah semua demo yang kami
lakukan itu, apakah kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan? Kadang-kadang
iyya. Kadang-kadang juga tidak. Harus kami akui bahwa; diantara rekan kami yang
sudah demo dengan metode kami itu masih juga disepelekan oleh perusahaannya. Kami
sakit hati? Tidak. Sebaliknya, kami semakin terpacu untuk menunjukkan bahwa
kami benar-benar para profesional yang layak dihargai tinggi. Dan.
Kadang-kadang, perusahaan lainlah yang menghargai kami.
Bukan kami tidak loyal pada
perusahaan. Tapi, faktanya perusahaan lain lebih menghargai kami daripada
perusahaan ini. Maka, setelah demo yang indah itu; kami dibajak oleh perusahaan
yang benar-benar paham bagaimana memperlakukan karyawan hebat seperti kami. Berapa
bayaran yang kami terima melalui demo cara kami? Berkali-kali lipat dari
sekedar 3,7 juta yang dituntut oleh para pendemo tradisional itu.
Anda mengira kami digaji
tinggi sejak awal? Anda keliru jika mengira demikian. Gaji awal kami sama
seperti Anda dan para buruh yang lainnya. UMR. Tidak lebih. Tapi terbukti,
bahwa cara kami berdemo ini jauh lebih efektif. Lebih elegan. Dan – ini yang
terpenting – lebih menghasilkan.
Maka saran kami kepada Anda
sahabatku. Mari kita sama-sama berdemo menuntut hak dan pembayaran yang layak. Tapi,
mari lakukan dengan cara kami. Bukan dengan berhenti bekerja. Atau turun
kejalan raya. Apalagi sampai meruntuhkan pagar pabrik segala. Cara demo kami
sederhana; mengasah keterampilan, unjuk kemampuan kerja, dan menjaga sikap
serta perilaku yang tetap baik ditempat kerja. Jika perusahaan kami menghargai
kami, maka kami tinggal lama disana. Jika tidak. Maka perusahaan lain akan
membayar kami lebih tinggi.
Jadi. Jika Anda masih gemar
turun ke jalan. Mulai sekarang. Kembalilah ke kantor Anda. Dan mulailah berdemo
dengan cara yang kami lakukan. Insya Allah. Keterampilah Anda akan semakin
bertambah. Kinerja Anda akan semakin meningkat. Sikap dan perilaku Anda akan
semakin baik. Dan Nilai diri Anda akan
semakin tinggi. Sehingga kelak, sungguh sangat mudah bagi Anda untuk
mendapatkan bayaran yang layak.
Sumber :
DEKA
– Dadang Kadarusman
Author, Trainer,
and Professional Public Speaker
Catatan
Kaki:
Memang kita harus
berdemo untuk mendapatkan bayaran yang layak. Tapi, demonya bukan mogok kerja
atau turun kejalan. Melainkan demo berupa unjuk kemampuan dan kemauan untuk
terus meningkatkan keterampilan kerja, serta menjaga sikap dan perilaku yang tetap
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar